Sabtu, 27 Desember 2008

Fenomena Kulinar Jogja Menurut Pandangan Saya


Mendengar kata kuliner saja, di ujung kepala saya langsung membayangkan makanan yang lezat - lezat. Dari cita rasa masakan Indonesia, hingga cita rasa masakan luar negri... Hmm....yummy banget. Jujur saja, saya bukan pecinta kuliner, yang membuat saya tertarik dengan kuliner adalah keragaman cita rasa yang terdapat pada masakan tersebut. Membuat saya selalu teringt- ingat pada gambar pulau Indonesia yang terdapat didalam peta Indonesia.
Perkembangan kuliner di Yogyakarta ini, menurut saya sangat maju pesat. Selain mempromosikan dan menjajakan makanan asal Yogyakarta kepada publik umum, juga berhasil mempromosikan dan menjajakan makanan asal luar kota Yogyakarta. Bahkan makanan yang bercita rasa Jepangpun laku dipromosikan dan dijajakan di kota pelajar ini.
Mungkin dalam hal ini masyarakat sudah tidak mempedulikan harga, dari mana makanan tersebut berasal, serta kandungan gizi dan proteinnya. Akan tetapi lebih mengarah ke cita rasa yang disajikan oleh para penjaja kuliner.
Mungkin alangkah baiknya apabila para penjaja kuliner tersebut menjelaskan kandungan gizi dan protein sewaktu mereka manjajakan makanannya. Apabila makanan tersebut tidak terdapat kandungan gizi atau protein, katakaanlah kepada pembeli.Toh, menurut saya hal tersebut tidak begitu mempengaruhi keinginan pembeli untuk tidak membeli makanan tersebut. Seperti halnya fenomena para pembeli, pasti mempunyai moto," Enak, halal, serta sesuai dengan indra pengecapnya".
Sebagai orang asli Yogyakarta, saya lebih menyukai makanan yang bercita rasa pedas dan manis. Seperti halnya gudeg, kedua rasa tersebut menurut saya terpadu dengan sempurna, baik gudeg basah maupun gudeg kering. Tetapi sekali lagi, saya bukan pecinta kuliner, tapi bukan berarti saya tidak menyukai makanan-makanan tersebut. Selera indra pengecap saya, tidak hanya terpatok pada satu cita rasa. Hmm...seperti yang saya sebutkan tadi enak, halal, serta sesuai dengan indra pengecap saya.
Selama ini saya, melihat cara penyajian serta cara berpromosi para penjaja kuliner di Yogyakarta sangat bagus sekali. Walaupun sentuhan modern masih melekat, tak lupa mereka menambahkan kesan tradisionalnya. Mungkin mereka melakukan hal ini, bertujuan
untuk melakukakan tindakan demontration effect, tetapi pada kenyataanya mayoritas hal tersebut berhasil juga, bahkan tak hanya menarik warga masyarakat Yogyakarta saja, turis asingpun tak ayal menikmati sajian.
untuk melakukakan tindakan demontration effect, tapi ternyata mayoritas berhasil juga, bahkan tak hanya menarik warga masyarakat Yogyakarta saja, turis asingpun tak ayal menikamati sajian

4 komentar:

  1. khusus pecinta,,kuliner kuliner di jogja bersih-bersih lo.....

    BalasHapus
  2. wah, jadi lapar. Selain gudangnya orang pintar, Jogja karta juga gudangnya aneka kuliner, mulai dari Parangtritis hingga Kaliurang.

    BalasHapus
  3. Mau gudegnya,,apa makanan impornya????

    BalasHapus

COMENOSNYA DONG!!!!